Selasa, 30 Juni 2009

Makalah perkembangan islam pada masa modern


KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim



Segala puji hanyalah milik Allah SWT, dzat yang Maha Rahman dan Maha Rahim . Hanya Allahlah yang maha mengetahui dan maha bijaksana . Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabiyullah , penuntun ummat dari kegelapan kepada alam terang benderang , nabi akhir zaman penutup semua nabi , Nabi Muhammad Saw, sebaga uswatun hasanah.


Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT dengan seidzinnya upaya pembuatan makalah ini dapatterselesaiakn. Pada hakikatnya , pembuatan makalah ini bukan sekedar untuk mendapat nilai , tetapi juga sebagai penambah ilmu pengetahuan pikiran kita tentang bagaimana proses perkembangan agama islam itu pada masa sekarang.


Untuk itu, dengan dibuatnya maklah yang berjudul “ Perikembangan Islam pada Masa Pembaharuan “ dapat kita jadikan sebagai dasar kedepan kelak untuk lebih mengetahui bagaimana itu proses perkembangan islam itu pada masa pembaharuansebenarnya.

“Tak ada gading yang tak retak “. Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan . Untuk itu ,Penulismengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi penyusunan karya yang lebih baik dimasa mendatang . Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi kita semua.








Sibolga, Mei 2009




Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN


Dalam perkembangannya , islam telah melalui tiga periode ,yaitu :

1. Periode klasik ( 650-1250 M)
2. Periode Pertengahan ( 1250-1800 M)
3. Periode modern (1800-sekarang)

Pada periode klasik ,islam mengalami masa kemajuan dan masa keemasan . Hal itu ditandai dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan islam , adanya integrasi antar wilayah islam , dan adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan , islam mengalami kemunduran. Hal itu ditandai dengan tidak adanya lagi kekuasaan islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah islam dan terpecahnya islam menjadi kerajaan – kerajaan yang terpisah.

Masa pembaharuan bagi dunia islam adalah masa yang dimulai dari tahun 1800 M sampai sekarang . Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang , khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi .Pada masa pembaharuan ini , telah muncul tokoh-tokoh pembaharu dan pemikir islam di berbagai Negara islam.

Pada awal pembaharuan , kondisi dunia islam ,secara politis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Baru pada abad pertengahan ke 20 M, dunia islam bangkit memerdekakan negaranya dari penjajahan bangsa Barat (Eropa).

BAB ii

2.1 Pengertian Pembaharuan
Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran. Bab ini akan menguraikan perkembangan Islam pada masa pembaruan. Pada masa itu, Islam mampu menjadi pemimpin peradaban. Mungkinkah Islam mampu kembali menjadi pemimpin peradaban?
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern, modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan maupun tekhnologi.

2.2 PEMIKIRAN PERADABAN ISLAM MASA MODERN
[1800 – SEKARANG]
Periode ini merupakan zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi Napoleon di
Mesir yang berakhir di tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama Turki
dan Mesir, akan kemunduran dan kelemahan umat Islam di samping kemajuan dan
kekuatan Barat. Maka Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari
jalan untuk mengembangkan balance of power, yang telah pincang dan
membahayakan Islam. Kontak Islam dengan Barat sekarang berlainan dengan
kontak Islam dengan Barat di Periode Klasik. Pada waktu itu Islam sedang naik dan
Barat sedang dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam sedang dalam
kegelapan dan Barat sedang menaik dan kini Islam ingin belajar dari Barat1.
Dengan demikian timbullah apa yang disebut pemikiran dan aliran
pembaharuan atau medernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan
pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali
sebagai di Periode Klasik. Usaha kearah itupun mulai dijalankan dalam kelangan
umat Islam. Tetapi disisi lain Barat juga bertambah maju dan selalu maju2 dan
Islam semakin ketinggalan. Dengan demikian, pembahasan pada bagian ini lebih di
fokuskan pada
[1] masa penetrasi kolonial Barat
[2] pengaruh penetrasi Barat
terhadap dunia Islam

1. Masa Penetrasi Kolonial Barat

Masa ini dimulai pada abad kesembilan belas [1800 M], ketika Eropa
mendominasi dunia. Pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, didorong oleh
kebutuhan ekonomi industri terhadap bahan-bahan baku dan pemasarannya, dan
juga oleh kompetisi politik dan ekonomi satu sama lain, negara-negara Eropa
menegakkan kerajaan territorial dunia. Belanda menjajah Indonesia, Rusia
menguasai Asia Dalam, Inggris mengkonsulidasi kerajaan mereka di India dan
Afrika, dan mengontrol sebagian Timur Tengah, Afrika Timur, Negeria dan
sebagian Afrika Barat. Maka dapat dikatakan bahwa pada permulaan abad ke 20,
kekuatan Eropa hampir menguasai seluruh dunia Islam. Dengan didukung oleh
pertumbuhan produksi pabrik dalam skala dan perubahan besar serta dengan
metode komunikasi ditandai dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan
telegraph, Eropa telah siap untuk melakukan ekspansi perdagangan. Kesemuanya
ini diiringi dengan peningkatan kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara
besar Eropa; akibatnya aljazair menjadi negara Arab pertama yang ditaklukkan oleh
Perancis (1830 – 1847 M). Negeri–negeri Islam dan masyarakatnya pada saat itu
tidak lagi hidup dalam keadaan stabil serta tidak mapan sistem kebudayaannya,
sehingga keperluan mereka yang mendesak adalah bagaimana menggerakkan
kekuatan agar selamat dari dominasi bangsa lain. Kerajaan Usmani misalnya,
harus mengadopsi metode-metode baru dalam pengorganisasian militer,
administrasi dan kode-kode hukum pola Eropa, dan begitu juga yang dilakukan oleh
dua penguasa otonomi dari propinsi kerajaan tersebut, Mesir dan Tunisia4.
Di berbagai ibukota dari pemerintahan yang melakukan reformasi ini, serta di
berbagai pelabuhan yang tumbuh sebagai akibat dari ekspansi perdagangan
Eropa, aliansi baru dari pihak-pihak yang berkepentingan dibentuk antara
pemerintah dan para pedagang asing dan juga terjadi perdagangan Eropa oleh
tuan tanah dan para pedagang lokal. Namun, itu merupakan perdagangan yang
tidak seimbang, ditambah lagi dengan jatuhnya Mesir dan Tunisia dibawah kontrol
Eropa kemudian diikuti oleh Maroko dan libya. Kerajaan Usmani juga kehilangan
hampir seluruh propinsi yang ada di Eropa, dan menjadi negeri yang lebih mirip
dengan Turki Arab.
Sementara agama dan kebudayaan hukum Islam terus dipertahankan,
pemikiran-pemikiran baru mulai bermunculan yang mencoba untuk menjelaskan
sebab-sebab kekuatan Eropa dan mengususlkan negeri-negeri Islam agar dapat
mengadopsi ide-ide Eropa tanpa kehilangan identitas dan kepercayaan diri.
Sebagian besar dari mereka adalah para lulusan sekolah-sekolah yang dibangun
oleh pemerintah baru tersebut atau oleh para misionaris asing, dan mereka dapat
mengekspresikan ide-ide melalui media massa seperti surat kabar dan jurnal. Ideide
mereka yang dominan adalah melakukan reformasi terhadap hukum Islam;
membentuk basis baru dari kerajaan Usmani; persamaan hak kewarganegaraan;
dan di akhir abad ke sembilan belas-nasionalisme. Terpisah dari kejadian penting
yang langka, ide-ide baru ini jarang menyentuh kehidupan rakyat di pedesaan dan
padang pasir. Menurut Philip K. Hitty, pada abad ke 18 orang Eropa sudah
memiliki kesadaran renaissance yang tinggi, sedangkan Turki Usmani sedang
mengalami kemunduran kekusaan karena kemrosotan moral dan korupsi melanda
mereka pada paruh kedua abad ke 18, sehingga negara-negara barat seperti
Rusia, Austria, Perancis, dan Inggris mulai melirik daerah jajahan Usmani. Pada
masa itu mereka disebut the Sick Man of Europe6.
Perang dunia pertama diakhiri dengan lenyapnya Kerajaan Usmani dan
ditandai dengan kemunculan Turki sebagai negeri yang independen. Namun,
Bandingkan
provinsi-provinsi Arabnya hidup dibawah kontrol Inggris dan Perancis. Keseluruhan
negeri-negeri Arab sekarang berada di bawah pemerintahan Eropa, kecuali bagian
Arab peninsula. Kontrol asing membawa perubahan administrasi dan kemajuan
pendidikan, juga menumbuhkan nasionalisme, terutama di kalangan masyarakat
yang berpendidikan. Penempatan Yahudi oleh pemerintahan Inggris di Palestina
juga menimbulkan situasi yang menyentuh rasa nasionalisme di dalam negeri negeri
Arab.


2. Pengaruh Penetrasi Barat terhadap Dunia Islam
Pengaruh Eropa terhadap dunia Islam menyadarkan para pimpinan Kerajaan
Usmani untuk mengadakan perubahan. Begitu pun pada masa Sultan Mahmud II
pada tahun 1820-an, sejumlah kecil para pejabat yang menyadari perlu adanya
perubahan mengambil keputusan–keputusan yang cukup penting. Kebijaksanaan
baru mereka adalah membubarkan tentara lama dan menciptakan yang baru
dengan para pelatih yang didatangkan dari Eropa. Dengan tentara ini sangat
dimungkinkan secara perlahan untuk mendirikan kontrol yang langsung terhadap
beberapa provinsi di Eropa dan Anatolia, Irak dan Syria, serta Tripoli di Afrika.
Keinginan tersebut bukan hanya untuk mengembalikan kekuatan pemerintah
namun juga untuk melakukan pengorganisasian dengan cara yang baru. Keinginan
ini diwujudkan dengan mengumumkan piagam Gulhane yang dikeluarkan pada
tahun 183915.
Di Kairo, sepeninggalnya tentara Perancis, kekuasaan diambilalih oleh
Muhamad Ali [1805-1848], seorang bangsa Turki dari Macedonia yang dikirim oleh
Kerajaan Usmani melawan Perancis; dia mengumpulkan kekuatan penduduk kota,
menghancurkan rivalnya, dan memproklamirkan dirinya sebagai gubernur. Dalam
usaha melakukan pembaharuan dia melatih sejumlah perwira, dokter dan pejabat di
sekolah-sekolah baru dan di kirim ke Eropa. Di dalam negeri, Muhammad Ali
melakukan kontrol terhadap seluruh hasil pertanian, mengambil pajak dan hartaharta
wakaf. Dia juga memaksa petani untuk menanam kapas, membelinya dengan
harga ditentukan dan menjualnya kepada eksportir di Alexandria 16.
Di Tunisia juga ada perubahan di bawah rezim Ahmad Bey [1837-55], yang
mempunyai kekuasaan sejak awal abad ke 18. Pemimpinnya adalah kelompok
Turki dan Mamluk yang dilatih dengan cara modern. Cikal bakal tentara yang baru
dibentuk, administrasi dan perpajakan diperluas, hukum-hukum baru dikeluarkan,
dan pemerintah berusaha melakukan monopoli terhadap barang-barang tertentu.
Penerusnya kemudian di tahun 1857 memproklamirkan reformasi dalam bidang
keamanan, kebebasan sipil, aturan perpajakan hak-hak Yahudi dan bangsa asing
untuk memiliki tanah dan kontrol terhadap semua kegiatan ekonomi17.
Di bawah pemerintahan Abd Al Azis, Turki Usmani secara pasti kehilangan
wilayah-wilayahnya yang amat penting antara lain dengan berdirinya kerajaan
Rumania pada tahun 186618. Pada tahun 1877, Rusia mengumumkan perang
terhadap Turki Usmani, dan pada bulan Juli tahun itu juga jenderal Gurko dari
Rusia menyeberangi Danube dan maju ke Balkan, dan terus menduduki
Andrianopel pada bulan Januari 1878. Sementara Italia berhasil merebut Tripoli
pada tahun 1912, dan pada tahun yang sama Balkan mengumumkan perang
melawan Turki Usmani19.
Pada waktu perang dunia I Pecah, Turki yang bergabung dengan Jerman,
turut mengalami kekalahan. Dengan kekalahan ini, negara-negara Eropa yang
selama ini berada dalam kekuasaannya otomatis terlepas menjadi negara merdeka.
Berdasarkan perjanjian Sevres diumumkan bahwa Hijaz diakui sebagai negara
merdeka. Syria dan Lebanon dinyatakan sebagai mandat Perancis. Irak, Palestina
dan Trans Jordan sebagai mandat Inggris.
Di timur, Persia menjadi rebutan antara Inggris dan Rusia untuk beberapa
waktu lamanya tanpa ada satupun yang berhasil menjajahinya, sehingga ayah reza
Pahlevi memaklumkan kemaharajaan Iran pada tanggal 15 Desember 1925.
Kendatipun secara teritorial Iran merupakan negara merdeka, di bidang
perekonomian dan industri sangat menggantungkan diri pada bantuan Inggris dan
Perancis. Pemerintah Persia tahun 1872 memberikan konsesi kepada Perancis
untuk mengontrol mendapatkan bea cukai selama dua puluh empat tahun, sebuah
monopoli terhadap konstruksi rel kereta api dan tram, hak-hak eksklusif
penambangan mineral dan metal, membangun kanal dan irigasi, dan hak-hak
refusal yang pertama dalam bank-bank nasional, jalan-jalan, telegraph dan pabrikpabrik
sebagai pembayaran kembali terhadap hak loyalti dan bagi hasil dengan
keluarga Shah. Tahun 1889 Bank Imperial Iran didirikan dengan bantuan Inggris,
sebagai imbalannya 1890 perusahaan Inggris memonopoli industri tembakau Iran
termasuk penjualan domestik dan impor. Sedangkan Rusia mencari keuntungan
ekonominya melalui industri penangkapan ikan di Kaspia (1888) dan bank diskon
Iran dibentuk di bawah sponsor Rusia tahun 1890-an. Rusia menjadi investor
peminjaman utama terhadap Shah21. Berbeda dengan daerah-daerah lain, Persia
dapat bertahan sehingga tidak ada yang dapat menaklukkannya; meskipun
demikian, Inggris, Perancis, dan Rusia saling berebut pengaruh. Bagi Inggris,
daerah ini penting untuk mempertahankan kekuasaannya di India. Demikian pula
bagi Rusia sangat berarti untuk melangsungkan hubungannya dengan Asia
Tengah22.
Berbeda dengan Persia, Afganistan sejak semula memang merupakan
negara merdeka yang gigih mempertahankan dunia Islam dari ancaman Inggris
maupun Rusia. Upaya Inggris untuk menjajah negeri ini berakhir dengan kegelapan
dan kekalahan besar yang menyebabkan mereka menghentikannya pada tahun
1919 M. Kegagalan yang serupa ini dialami oleh Rusia yang mencoba menarik
Afganistan masuk ke dalam Republik Soviet Sosialis. Paham komunis yang dianut
oleh Soviet membuat Afganistan enggan untuk bergabung23.
Dari uraian diatas, dapat ditarik gambaran bahwa pada abad ke-19 dan awal
abad ke-20 dunia Islam hampir seluruhnya berada dalam koloni Barat, kecuali
Hijaz, Persia, dan Afganistan. Dunia Islam lainnya yang membentang dari Maroko
hingga Indonesia merupakan negeri-negeri kolonial yang dijadikan ”sapi perahan”
untuk kemakmuran bangsa Barat.


BAB iii
Proses perkembangan ajaran islam



3.1. Perkembangan Ajaran Islam, Ilmu Pengetahuan, dan kebudayaan
1. Pada bidang Akidah

Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.
Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat, keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut.
Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah.
2. Pada bidang Ilmu Pengetahuan
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia ini.Hal itu tercantum pada .QS luqman : 27

Yang memiliki terjemahan : “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m dan seterusnya). Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan barat menynadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan antara lain sebagai berikut.
a. Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699
Kekalahan yang menyakitkan ini mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat
Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris
Laporan-laporan kedua duta ini menarik perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama kalinya.
Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota dibentuk pada tahun 1717 M
Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair, penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu
b. Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya)
Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh - tokoh pembaruan yang pokok - pokok pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia tidak melihat adanya kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara tersebut.
2) Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
3) Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.
4) Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.
Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup memuaskan mereka.
5) Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
6) Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
Generasi awal abad ke-20 adalah Sir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20



3.2. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan
Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894
Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.
Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.
Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.


3.3. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur’an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur’an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan
3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien
4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi
5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.
6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.
3.4. Perilaku Cerminan Penghayatan terhadap Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
Ada beberapa perlaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dan hadis
Sejarah dapat dijadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langakah inovatif agar kehidupan menusia dapat damai dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik tidak akan terualng kembali.
Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun tayyibatun wa rabbun gafur atau negara yang baik dan mendapat ampunan dari Allah SWT
Ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa pembaruan cukup canggih dan menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan yang lebih baik bagi gemerasi-generasi muslim di masa depan.
3.5. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia
Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.
Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
Pada tahun 1903 M murid-murid dari Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, seorang ulama besar bangsa Indonesia di makkah yang mendapat kedudukan mulia di kalangan masyarakat dan pemerintahan Arab, kembali dari tanah suci. Murid-murid dari syekh ahmad inilah yang menjadi pelopor gerakan pembaruan di minangkabau dan akhirnya berkembang ke seluruh Indonesia. Mereka antara lain sebagai berikut : Syekh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Syekh Daud Rasyidi, Syekh Jamil Jambik dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah)
Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.
a. Jamiatul Khair (1905 M) yang merupakan wadah lembaga pendidikan dan pengkaderan generasi muda penerus perjuangan Islam dan berlokasi di Jakarta
b. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid’ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur’an dan hadis di Yogyakarta
c. Al Irsyad (1914 M) dibawah pimpinan Ahmad Sukarti dan bertempat di Jakarta.
d. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.
e. Seriakt Dagang Islam (1911) di bawah pimpinan Haji Samanhudi di Solo. Pada awalnya gerakan tersebut bersifat ekonomi dan keagamaan. Akan tetapi kemudian berubah menjadi kegiatan yang bersifat politik. Terjadi perubahan kembali menjadi Partai Serikat Islam dan pada tahun 1929 kembali berubah menjadi PSII (partai Serikat Islam Indonesia).
f. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik
g. Matla’ul Anwar (1905) di Menes, Banten yang didirikan oleh KH M. Yasin. Organisasi ini bersifat sosial keagamaan dan pendidikan.
h. Pergerakan Tarbiyah (Perti) di Sumatera Barat yang didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuli pada tahun 1928. organisasi ini bergerak di bidang pendidikan, membasmi bid’ah, khurafat dan tahayul serta taklid di kalangan umat Islam
i. Persatuan Muslim Indonesia (Permi) yang didirikan pada tanggal 22 mei 1930 di bukit tinggi. Organisasi ini pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi kemudian menjadi partai politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia. Pemimpinnya adalah Muchtar Lutfi
j. Majlis Islam ‘Ala Indonesia yang didirikan atas prakarsa KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansur pada tahun 1937. pada mulanya organisasi ini tidak terlibat pada kegiatan politik, tapi pada akhirnya terlibat pula dalam politik praktis yaitu dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

BAB iV
PENUTUP


4.1. Kesimpulan

· Yang dimaksud dengan masa pembaharuan bagi umat islam adalah masa yang dimulai dari 1800 M sampai sekarang. Masa tersebut dinamakan masa pembaharuan karena umat islam di seluruh dunia menyadari akan keterbelakangannya dan berusaha mengejar ketinggalan di berrbagai bidang.

· Umat ialam diseluruh dunia mengadakan pembaharuan dalam bidang-bidang : politik pemerintahan ,pemurnian ajaran islam dari ajaran bukan islam , Pendidikan dan pengajaran serta ilmu pengerahuan dan kebudayaan.





4.2. Saran


Adapun saran yang bisa saya berikan :
· kepada semua sidang pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.
· untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bias lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.

Daftar pustaka

Syamsyuri.H ,2005 ,Pendidikan Agama Islam , Jakarta , Erlangga, Jakarta.
Rasydiyanah , Andi ,Dra .,1995 , Pendidikan agama Islam , Ganesa, Jakarta .
Budiman , Atrius , 1995, Pendidikan Agama Islam , Jakarta, Milik Negara.
Rahim, Husni.Dr.,1999 Pendidikan Agama Islam , Jakarta , Milik Negara.